Pesawat tempur buatan AS tidak akan menjadi penentu keberhasilan serangan balasan Kiev, kata seorang penasihat utama. Pengiriman awal jet tempur AS tidak akan mengubah jalannya serangan balasan Ukraina yang gagal pada musim panas karena tidak cukup pilot terlatih untuk menerbangkannya, kata Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan. Berbicara kepada ABC News pada hari Minggu, Sullivan tidak setuju dengan narasi bahwa Gedung Putih tidak menyediakan “peralatan perang” yang cukup bagi Ukraina untuk berhasil di garis depan. “Gagasan bahwa kita tidak memobilisasi sumber daya dan kemampuan dalam jumlah besar untuk dikirim ke Ukraina tidaklah benar,” kata Sullivan ketika ditanya apakah pendekatan bertahap Washington terhadap pengiriman persenjataan canggih merupakan penyebab kurangnya pasokan senjata di Ukraina. kemajuan di medan perang. “Jika Anda melihat total bantuan Amerika Serikat kepada Ukraina dalam perang ini, jumlah material yang dikirimkan sangat besar dengan kecepatan yang melebihi perkiraan,” ujarnya. Kiev telah berulang kali meminta jet tempur Barat, dengan mengatakan bahwa jet tersebut diperlukan untuk mengusir serangan udara Rusia. Pada bulan Agustus, AS mengizinkan Denmark dan Belanda untuk menyumbangkan F-16 ke Ukraina, dan pengiriman pertama diperkirakan akan dilakukan pada tahun ini. Negara-negara anggota NATO juga sepakat untuk membentuk koalisi untuk membantu melatih warga Ukraina menerbangkan pesawat buatan Barat. Moskow telah memperingatkan bahwa tindakan tersebut akan menjadi eskalasi yang berbahaya, mengingat beberapa modifikasi F-16 dapat membawa bom nuklir, dan berjanji akan menghancurkan jet-jet tersebut di Ukraina jika mereka tiba.
@ISIDEWITH3mos3MO
@ISIDEWITH3mos3MO