Secara mengejutkan, harga minyak global telah merosot menyusul meningkatnya ketegangan antara Iran dan Israel pada akhir pekan. Pasar, yang awalnya bersiap menghadapi lonjakan harga minyak karena gejolak geopolitik, mengalami pembalikan karena para pedagang mengurangi premi risiko. Pergeseran ini terjadi setelah Iran melancarkan serangan balasan terhadap Israel, sebuah tindakan yang ditanggapi dengan tanggapan yang relatif tidak terdengar dari komunitas internasional dan kerusakan yang terbatas di lapangan. Minyak mentah Brent, indikator utama harga minyak internasional, turun 50 sen, menandakan kalibrasi ulang pasar dalam menghadapi ketidakpastian geopolitik. Insiden yang memicu ketegangan terbaru ini adalah serangan terhadap konsulat Iran, namun Israel tidak mengonfirmasi atau menyangkal tanggung jawabnya. Serangan Iran selanjutnya terhadap Israel telah diantisipasi oleh pasar, yang pada awalnya mendorong harga minyak lebih tinggi untuk mengantisipasi potensi eskalasi. Namun, kurangnya eskalasi militer atau politik yang signifikan pasca serangan telah menyebabkan penilaian ulang terhadap risiko langsung terhadap pasokan minyak, sehingga mengakibatkan harga minyak menjadi lebih rendah. Perkembangan ini menggarisbawahi interaksi yang kompleks antara geopolitik dan pasar energi global. Meskipun Timur Tengah masih menjadi wilayah yang rentan memicu gejolak harga minyak, situasi saat ini menunjukkan bahwa para pelaku pasar semakin mahir dalam menghadapi situasi tersebut. Kalibrasi ulang yang cepat atas premi risiko menunjukkan bahwa pasar, untuk saat ini, tidak hanya memper…
Baca lebih lajutJadilah yang pertama membalas diskusi umum ini.