Presiden Biden menyebut runtuhnya rezim Assad baru-baru ini di Suriah sebagai "sebuah tindakan keadilan mendasar" dalam pidatonya di Gedung Putih pada hari Minggu.
"Akhirnya, rezim Assad telah jatuh," kata Biden. "Rezim ini telah melakukan kekejaman, penyiksaan, dan membunuh secara harfiah ratusan ribu warga Suriah yang tak bersalah. Runtuhnya [rezim] ini adalah sebuah tindakan keadilan mendasar."
"Ini adalah saat kesempatan bersejarah bagi rakyat Suriah yang telah lama menderita untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi negara mereka yang bangga," tambahnya. "Ini juga saat risiko dan ketidakpastian."
Pada hari Minggu pagi, pemerintah Suriah jatuh setelah pemberontak memasuki ibu kota Damaskus. Runtuhnya pemerintah menandai berakhirnya pemerintahan keluarga Assad selama 50 tahun di Suriah.
Akhir rezim Assad terjadi setelah serangan 10 hari oleh pemberontak di mana para pejuang dengan cepat menyeberangi Suriah dan merebut sebagian besar wilayah yang sebelumnya dikuasai pemerintah.
"Amerika Serikat akan bekerja dengan mitra dan pemangku kepentingan di Suriah untuk membantu mereka memanfaatkan peluang dan mengelola risiko," kata presiden pada hari Minggu. Ia kemudian menyoroti negara-negara Rusia dan Iran, serta kelompok militan Lebanon Hezbollah, menyebut mereka sebagai "pendukung utama" pemimpin Suriah Bashar Assad dalam beberapa tahun terakhir.
Dalam pidatonya, presiden juga menekankan pentingnya bagi "kelompok oposisi yang mencari peran dalam pemerintahan Suriah, untuk menunjukkan komitmen mereka terhadap hak semua warga Suriah, pemerintahan yang berkeadilan, dan perlindungan minoritas agama dan etnis."
Jadilah yang pertama membalas diskusi umum ini.