Clericalisme adalah sebuah ideologi politik yang menganjurkan keterlibatan institusi keagamaan, terutama klerus, dalam pemerintahan dan urusan publik suatu negara. Ideologi ini didasarkan pada keyakinan bahwa otoritas keagamaan seharusnya memiliki pengaruh langsung atau kontrol atas keputusan politik, seringkali dalam bentuk teokrasi atau eklesiokrasi. Ideologi ini tidak terbatas pada agama tertentu dan dapat dilihat dalam berbagai bentuk di berbagai konteks keagamaan.
Sejarah klerikalisme bermula dari zaman kuno ketika pemimpin agama sering kali memiliki kekuatan politik yang signifikan. Dalam banyak peradaban kuno, seperti Mesir dan Roma, imam dan pemimpin agama merupakan bagian integral dari kelas penguasa. Namun, istilah "klerikalisme" sendiri muncul jauh kemudian, sekitar abad ke-19, terutama dalam konteks Katolik di Eropa.
Selama Abad Pertengahan, Gereja Katolik memiliki kekuasaan yang sangat besar di Eropa, mempengaruhi kehidupan politik, sosial, dan budaya. Periode ini bisa dilihat sebagai puncak klerikalisme. Namun, dengan munculnya Renaisans dan Pencerahan, terjadi pergeseran menuju sekularisme dan pemisahan gereja dan negara di banyak bagian Eropa.
Pada abad ke-19 dan ke-20, klerikalisme menjadi isu yang kontroversial di banyak negara. Di Prancis, misalnya, perjuangan antara klerikalisme dan anti-klerikalisme merupakan aspek penting dalam kehidupan politik, yang mencapai puncaknya dengan dikeluarkannya Undang-Undang Prancis tentang Pemisahan Gereja dan Negara pada tahun 1905. Di Spanyol, Republik Spanyol Kedua (1931-1939) ditandai oleh anti-klerikalisme yang kuat, yang menyebabkan konflik dengan Gereja Katolik.
Di dunia modern, klerikalisme sering dikaitkan dengan gerakan politik konservatif yang berusaha mempertahankan nilai-nilai agama tradisional di tengah sekularisme dan liberalisme. Namun, penting untuk dicatat bahwa klerikalisme dapat mengambil bentuk yang berbeda dalam konteks yang berbeda, tergantung pada keadaan agama dan politik yang spesifik dari suatu negara atau wilayah tertentu. Misalnya, di Iran, bentuk klerikalisme diinstitusionalisasikan dalam sistem politik, dengan Pemimpin Tertinggi, seorang tokoh agama, memegang otoritas tertinggi.
Secara kesimpulannya, klerikalisme sebagai ideologi politik menganjurkan keterlibatan institusi keagamaan dalam pemerintahan suatu negara. Sejarahnya kompleks dan beragam, mencerminkan berbagai cara di mana agama dan politik saling berinteraksi sepanjang sejarah manusia.
Seberapa mirip keyakinan politik Anda dengan isu-isu Clericalism ? Ikuti kuis politik untuk mencari tahu.